Gila! Nonton Dangdut Koplo Sambil Masturbasi

 Mungkin lucu atau bahkan tidak percaya ketika anda membaca judul nonton pentas dangdut sa Gila! Nonton Dangdut Koplo Sambil Masturbasi

Mungkin lucu atau bahkan tidak percaya ketika anda membaca judul nonton pentas dangdut sambil masturbasi. Ya, judul tersebut saya angkat dari cerita dari kejadian fakta dan nyata yang saya lihat dengan mata kepala sendiri, yang terjadi ahan tahun 2002 (awal-awal populernya genre Koplo) di sebuah desa pegunungan Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Sang pelaku tersebut adalah lelaki paruh baya yang mungkin saja memiliki kelainan seksual jika dilihat dari sudut pandang ilmu kesehatan psikologi.


[Pendahuluan]
Waktu itu saya menghadiri sebuah hajatan nikah di sebuah desa yang sangat jauh dari keramaian kota, dan masih satu kecamatan dengan lokasi di mana saya tinggal. Selain itu, letak desa tersebut juga berada di dataran tinggi seperti pegunungan. Meski jauh, saya bersama rekan saya tetap bersemangat menghadirinya, selain acara teman sendiri juga karena ada hiburan pentas Dangdut di hajatan itu.


[Di lokasi]
Sambil menikmati hidangan yang disediakan, awalnya saya begitu menikmati alunan musik dari grup dan biduan yang ditanggap pihak tuan rumah (ada sebagian musisi yang saya kenal).  Sebuah tembang koleksi lawas milik Rita Sugiarto yang berjudul Pria Idaman, yang dilanjut dengan tembang Bimbang milik Elvy Sukaesih saat itu begitu apik dibawakan baik oleh grup dan penyanyi tersebut yang saya lupa namanya.


Dengan sound system ala kadarnya, alat musik yang menurut saya di bawah standar dan panggung yang hanya terbuat dari papan kayu yang ditumpuk di atas drum, tidaklah mengurangi kemeriahan dan semangat bagi para musisi, penyanyi serta penonton.


Di awal pentas tersebut sebenarnya semua berjalan lancar dan normal, terlebih tembang-tembang yang di bawakan adalah koleksi tembang-tembang lawas yang masih enak untuk didengarkan dan lagunya pun digarap secara klasik alias non-koplo. Namun ketika suasana semakin panas di pertengahan waktu konser tersebut, iringan/aransemen tembang yang dipentaskan berubah menjadi Koplo. Bahkan hampir semuanya dijadikan koplo.


Mungkin musisi dan penyanyi tak tahan mendengar teriakan-teriakan penonton yang terus menerus meminta agar setiap lagu yang ditampilkan dikoplo. Suka atau tidak, mau atau tidak akhirnya setiap lagupun dikoplo.


Memang nampak perbedaan, ketika sebuah lagu dibuat koplo. Lagu yang pada dasarnya bertempo lambat berubah menjadi cepat dan lebih bersemangat dan lebih asyik untuk bergoyang, baik bagi musisi dan penyanyi atau penonton itu sendiri.



Di tengah kerumunan penonton yang sedang bersemangat joget karena berirama koplo tersebut, tiba-tiba ada sebuah kejadian unik, aneh dan mungkin menggelikan (bagi saya memalukan), seorang  laki-laki paruh baya tanpa rasa malu terlihat sedang melakukan onani . Si saksi pertama yang melihat orag tersebut secara spontan sambil tertawa, berteriak di kerumunan massa “..woii…deleng kae ana wong ngiclik..ana wong ngcilik..mit amit jabang bayi..”. Sontak orang-orang yang mendengar teriakan itupun matanya beralih menuju ke arah si laki-laki tersebut.


Gila kali tuh orang..tidak juga !…atau mungkin kelainan?..ya…ada istilah dalam kesehatan mental tentang kelainan orang semacam itu, namun saya lupa…tapi kalau tidak salah kelainan orang tersebut adalah exhibionist. Coba cek saja di google atau yang lain. Yang jadi pertanyaan, kira-kira orang tersebut melakukan hal yang memalukan itu disebabkan nafsu syahwat yang memuncak setelah melihat aksi penyanyi dangdut hot atau memang ada kelainan dalam diri orang tersebut. Dalam ilmu kesehatan, istilah tersebut lebih populer dengan eksibisionisme. Untuk lebih paham apa itu eksibisionisme, silakan baca di wikipedia.


Itulah cerita yang sampai saat ini saya kadang membuat saya tertawa sendiri kalau teringat kejadian tersebut. Tapi terlepas dari cerita tersebut, saya hanya ingin menyampaikan bahwa tidak selamanya dangdut itu identik dengan hal-hal negatif (terutama yang dilakukan oleh sejumlah penyanyi), tak selamanya musik Dangdut hanya berfungsi sebagai sarana hiburan, atau senang-senang saja, tapi banyak juga nilai positif yang tentunya bermanfaat. Misalnya dengan mengambil hikmah dari syair lagu-lagu Dangdut yang inspiratif, menjadi motivasi diri, menggugah semangat dan sebagainya.


Terjemahan Jawa-Indonesia
Deleng = Lihat
Kae = Itu
Ana = Ada
Wong = Orang
Ngiclik = Masturbasi (mencari kepuasan seksual dengan berfantasi, memandang obyek tertentu)



Sumber

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel